Ilmu adalah Pengetahuan tetapi Pengetahuan belum tentu menjadi ilmu

Thursday 22 March 2018

KETIKA NEGARA INI TELAH DI JAJAH DARI SEGI PEMIKIRAN DAN MORAL

No comments

Assalamu'alaikum.. semangat pagi..

Hayooooo.... apa yang kalian pikirkan ketika membaca judul postingan saya kali ini??

Jika pemikiran kita sama maka, InsyaAllah kita bisa saling memahami dan jika tidak maka, kita bisa berdiskusi..

Sedikit berbagi, kemarin siang saya dan teman saya menaiki salah satu transportasi online, bukan sekedar kebetulan, bahkan tak ada yang kebetulan sebenarnya sih karena itu sudah pasti kehendak Tuhan, kemudian tiba-tiba kami membahas berbagai topik berpindah-pindah..

Yupps... pembahasan itu dimulai dari topik demo angkutan umum VS transportasi online, berlanjut topik tentang tatanan kota, kinerja gubernur dan wakil gubernur beserta pejabat lainnya, kemudian berpindah ke perubahan moral anak-anak zaman sekarang atau yang biasa kita kenal dengan  bahasa gaulnya "KIDS ZAMAN NOW"..  setelah pembahasan itu selesai, kami membahas tentang pemikiran dan moral yang dimiliki orang-orang dari umur jagung hingga yang usia lanjut dan beberapa hal yang waaah tidak bisa saya jabarkan satu-satu hihihi..

Perubahan zaman sungguh sangat mencengangkan kita bahkan saya sendiripun menjadi salah satu korban yang terhipnotis, memang tak bisa kita hindari namun bisa kita kendalikan.Yups.. arus informasi yang dulunya berhati-hati untuk disebar alias digebyor gebyurkan kini tak pandang bulu lagi entah infonya benar atau tidaknya yang mereka pikirkan adalah bagaimana informasi itu menjadi topik yang tren sehingga mendapat banyak like dan juga banjir komentar.  Semata-mata hanya mencari keuntungan dari berita yang tak jelas benar atau tidaknya itu. Parahnya mereka yang membaca sekilas tanpa mencari tau kebenarannya dengan mudah mempercayai isi informasi itu dan berkomentar seolah-oleh mereka memahami apa yang terjadi.
Lihatlah disekitar kita, bahkan dalam lingkup keluarga kita sendiripun pemikiran dan moral mulai menipis.


Ada beberapa hal penyebabnya diantaranya :

1.  ORANG TUA/WALI & GURU

Nah, saya tak berani menyalahkan orang tua atau walinya disini, karena itu sudah menjadi tanggungjawab serta kewajiban sebagai orang tua harus memberikan perhatian dan kasih sayang yang dibutuhkan oleh anak-anak, bukan materi dan harta yang melimpah ruah.

Orang tua merupakan orang pertama yang dikenal anak-anak saat pertama kali, coba perhatikan saja anak dari para pejabat atau orang tua yang full time kerja tanpa memberikan perhatian kepada anak mereka akan tumbuh dengan sedikitnya pemikiran dan moral serta akhlak. 

Yuuups, tentu  ini berbeda dengan orang tua yang memprioritaskan anaknya dibanding pekerjaannya, mendidik anaknya dengan pemikiran yang berdasar akan moral agama dan sikap dalam bertingkah yang sesuai norma-norma kehidupan.

Oiya, orang tua tidak bisa  menyalahkan pihak sekolah karena anak-anaknya nakal atau seperti apa. Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama antara guru-guru dan orang tua dalam mendidik anak.-anak, seperti yang kita ketahui anak-anak merupakan para penerus bangsa yang bukan hanya harus ditutut tau akan pentinganya nilai yang didapatkan atau prestasinya, yang paling utama adalah bagaimana akhlak, moral mereka dalam lingkungannya sendiri.

Alhamdulillah sejak kecil saya dan keluarga dididik untuk bertanggungjawab dengan apa yang dilakukan, kami di didik dari bagaimana pentingya agama, pendidikan, sikap dan perilaku, bahkan kami telah diajarkan untuk terbiasa mendiskusikan semua hal sebelum mengambil keputusan.

2. PEMERINTAH DAN MASYARAKAT

Jika kita berbicara tentang pemerintahan maka, lihat bagaimana sistemnya bekerja dan tentu saja kita harus memahami tentang pemerintahan itu sendiri agar kita tidak asal berkomentar, apalagi menyalah-nyalahkan mereka.

Nah,setiap sistem dan tatanan pemerintah tentu memiliki formula tersendiri itulah mengapa dalam menjalankan sistem itu sangat diperlukan orang-orang yang memiliki pengetahuan akan pentingnya moral, akhlak, dan pemahaman tentang pengetahuan tertentu sehingga tak gampang tergiur dengan banyaknya suapan atau uang yang akan diterima, serta keputusan yang diambil bukan hanya sekedar keputusan yang melahirkan peraturan-peraturan yang hanya menjadi sebuah peraturan di lembaran kertas saja.

Baiklah dalam diskusi saya, temen, dan juga pengemudi transportasi online, kami membahas tentang pemerintahan seperti investasi-investasi asing, yaah ini membuat saya garuk kepala, saya memang tak cukup ilmu dalam membahas mengenai ini, tapi jika investasi asing telah menguasai pertambangan didaerah-daerah maka, lihat saja bagaimana Indonesia kedepannya. Disini dibutuhkan pengawasan masyarakat, namun karena sistem pendidikan yang telah kita miliki sejak awal, sistem pendidikan yang tidak mengajarkan pentingnya tindakan terhadap sesuatu sehingga sistem itu bukan hanya menjadi sebuah bacaan dalam buku, serta bagaimana  berpikir untuk kritis dan bagaimana moral-moral yang harus dimiliki maka, hal ini akan dianggap biasa saja.

Dampak paling buruknya masyarakat terkadang dengan gampangnya terpancing dan dihasut  untuk melakukan hal-hal yang merusak lingkungan sendiri, inilah karena pengaruh informasi yang menyebar luas tanpa ada kebenarannya serta sikap gotong royong, musyawarah yang tak dipertahankan. Yah, harus ada kerjasama antara pemerintah dan masyarakat jika ingin negara ini mengubah status negara berkembang menjadi negara maju.

3. PENERUS BANGSA

Secara realita atau nyatanya,, kita bisa melihat sendiri anak-anak SD bahkan belum SD pun sudah memiliki HP sendiri, bebas mengutak-atik apapun didalam dunia lain ini. Jika tak ada pengawasan maka mereka akan mencerna apa yang mereka dengarkan dan apa yang mereka baca entah itu informasinya mendasar atau hoax, mereka akan tetap menganggap itu adalah benar.

Bebas berkomentar hal-hal yang tidak mereka ketahui tanpa mencari tau benar tidaknya berita itu  terlebih dahulu. Rusaknya penerus bangsa karena krisis akan moral dan akhlaknya, tayangan-tayangan gosip-gosip, sinetron-sinetron percintaan telah tayang dimana-mana.. yaaah begitulah bahkan kalian akan mengatakan bahwa saya sendiripun hanya pintar berkomentar bukan??

Untuk menghindari hal seperti ini terjadi pada saya dan adik-adik saya maka, saya hidupkan sistem diskusi dirumah seperti apa yang orang tua saya ajarkan, melakukan yang menjadi kewajiban dan berani bertanggungjawab dengan apa yang dilakukan, anak-anak akan melihat kebiasaan orang dewasa, contohnya : adik saya sendiri, ketika ia melihat saya menyapu, mencuci piring, masak, menyiram bunga, membaca buku, mereka akan tersugesti ingin melakukan hal yang sama seperti apa yang saya lakukan.

Merubah pemikiran, akhlak, moral penerus bangsa tidak segampang membalik telapak tangan, tapi tak ada yang mustahil jika kita berani melangkah untuk mengubahnya, InsyaAllah dimudahkah.. mulai dari diri sendiri, lingkungan keluarga, intinya bukan sekedar berkoar-koar, membahasa ini itu,  tanpa adanya tindakan.

Semoga bermanfaat..

Wallahua'lam..

No comments :

Post a Comment