Ilmu adalah Pengetahuan tetapi Pengetahuan belum tentu menjadi ilmu

Saturday 25 June 2016

CONTOH MAKALAH ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ISLAM

No comments

Tugas PAI

ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ISLAM





SRI SUCI UTAMI    :    06420140096
RASMI ADHELIA    :    06420140122


AKADEMI BAHASA ASING
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR 2016




 
BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Manusia pada dasarnya memiliki akal dan fikiran untuk memahami fenomena alam dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Namun, keadaan manusia saat ini menyebabkan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) semakin terpisah dari Islam. Oleh karena itu, manusia perlu diingatkan bahwa saat ini Iptek telah jauh dari Islam, penggunaannya telah disalahgunakan dan tidak dipergunakan dengan bijak. Ilmuan-ilmuan Islam telah banyak muncul dalam peradaban ilmu pengetahuan, hanya saja keberadaan mereka kurang diketahui atau bahkan teori-teorinya diakui
Oleh ilmuan non Islam.

B.    Rumusan Masalah

1.    Bagaimanakah Arah pengembangan teknologi ?
2.    Apakah yang dimaksud dengan ilmu dan teknologi?
3.    Bagaimanakah keutamaan orang yang beriman dan beramal ?
4.    Bagaimanakah tanggung jawab ilmuan terhadap alam dan lingkungan ?
5.    Apakah yang dimaksud dengan kesenian ?
6.    Apakah Kemajuan IPTEKS sebagai tantangan bagi umat islam?
7.    Bagaimanakah sikap muslim menghadapi kemajuan IPTEKS ?

C.    Tujuan

1.    Mengetahui Bagaimanakah Arah pengembangan teknologi ?
2.    Mengetahui Apakah yang dimaksud dengan ilmu dan teknologi?
3.    Mengetahui Bagaimanakah keutamaan orang yang beriman dan beramal ?
4.    Mengetahui Bagaimanakah tanggung jawab ilmuan terhadap alam dan lingkungan ?
5.    Mengetahui Apakah yang dimaksud dengan kesenian ?
6.    Mengetahui Apakah Kemajuan IPTEKS sebagai tantangan bagi umat islam?
7.    Mengetahui Bagaimanakah sikap muslim menghadapi kemajuan IPTEKS.

       
 
BAB II


PEMBAHASAN
 

A.     Arah Pengembangan Teknologi

Nabi bersabda : “Sesungguhnya segala amalan itu hendaklah dengan niat (HR. Bukhari Muslim). Yang dimaksud dengan niat menurut syara’, yaitu kehendak atau sengaja melakukan pekerjaan atau amal karena tunduk kepada hukum Allah SWT. Dinyatakan dalam QS. 98 (Al-Bayinah) : 5.

Dalam segala amalan atau memulai pekerjaan Islam mengajarkan selalu dengan basmallah (dengan nama Allah), karena dalam Islam segala amal perbuatan (manusia muslim) senantiasa dikaitkan dengan menuntutnridha Allah. Dalam masalah ibadah senantiasa memperhatikan petunjuk-petunjuk yang sudah baku dari Rasulullah. Tapi dalam menghadapi dunia yang terus berkembang ini, manusia diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk dikembangkan dengan memperhatikan batasan-batasan yang telah ditentukan. Motivasi yang menjadi pijakan seorang mukmin dalam melakukan sesuatu itu disebut niat.

Hasil suatu perbuatan sangat ditentukan oleh niat. Maka dalam rangka ini Al Qur’an memberikan arahan, jika seseorang ingin pahala di akhirat, niscaya akan ditambah pahalanya, tapi kalau ia hanya ingin balasan di dunia ini saja, maka akan diberikan di sini, hanya di akhirat nanti ia tidak memperoleh bagian apapun. Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah lapangan kegiatan yang terus menerus berkembang dan perlu dikembangkan karena mempunyai manfaat sebagai penunjang kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi begitu banyak segi kehidupan manusia yang di permudah.
   
Berpijak kepada dasar dan motif alam pencarian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bagi umat muslim tak lain kecuali untuk memperoleh kemakmuran dan kesejahteraan di dunia sebagai jembatan untuk mencari keridhaan Allah. Sehingga dapat dicapai kebahagiaan di dunia ini dan di akhirat kelak.

Hendak dibawa kemanakah teknologi di bumi ini ? Demikian secuil pertanyaan yang selalu ditanyakan oleh para pemakai dan penikmat teknologi, berbagai hardware komputer dari prosesor sampai flash disk telah muncul dengan kemampuan yang lebih cepat dari seri dibawahnya. Namun tak sedikit pula masih ada yang setia dengan hardware yang ada karena keterbatasan dana, bahkan dengan mengatakan bahwa itu merupakan suatu “need” dan bukan “want”. Ini masih diperparah dengan nilai kurs dollar yang melambung menjadikan orang malas mengganti peripheral.

Prosesor Intel Core i7 beberapa hari yang lalu masih dijual dengan harga kisaran $300, lalu motherboard untuk mendukung prosesor harus menggunakan chipset X58 dan tentu saja DDR3 yang mengusung bandwith 1333 MHz dengan harga yang mungkin tidak terjangkau di mata orang awam. Harga motherboard sendiri sudah bisa dipastikan mahal, bisa mencapai $500. Bisa kita bayangkan, mengikuti “want” memang membutuhkan dana yang besar dan tidak setiap orang mampu membeli.

Teknologi memang cepat usang, belum menikmati Core 2 Duo sudah muncul Core i7, akankah menunggu harga Core i7 turun ke kisaran harga Core 2 Duo? Teknologi memang mahal, namun transformasi tekhnologi tetap berjalan pada koridor yang semestinya dan sudah dipetakan oleh para penjajah teknologi, sekalipun banyak orang pada wait and see, namun tak sedikit pula orang membeli peripheral tersebut walau menghabiskan dana puluhan juta.

Sebagai pribadi, tentu sangat merepotkan mengikuti perkembangan tekhnologi, ini akan sungguh berbeda, seandainya kita bekerja di kantor yang notabene ada kaitannya dengan tekhnologi. Namun tak ada salahnya bagi kita sebagai penonton, tidak usah ikut menjadi target komoditas para vendor, bagi kita yang tidak mampu membeli tapi masih bisa menikmati teknologi tersebut dan merasakan dampaknya jika kita mau dan berani ikut dalam suatu pameran, workshop, seminar dan lain lain.

Blackberry, GPS, handphone 3G, dan lain lain menjadi semakin banyak ditemukan di mana mana, tak perduli mereka berada, di mall, bandara, rumah sakit, cafe, warung kopi, rumah makan, hotel, lounge, dan lain sebagainya. Pendek kata kini saatnya kita menyambut jaman elektronik. Ingin lebih banyak mengerti mau tak mau kita harus menjadi budak mereka. Tak ada jalan lain. Namun walaupun kita diperbudak namun dalam artian positif demi kebaikan umat manusia.

Era mobilitas telah dimulai, berpindah ke tempat yang lain namun tetap terkomunikasi dengan pekerjaan atau keluarga. Mudah menstransfer data dalam hitungan detik, telecoference, video streaming, internet cepat, itulah gambaran yang telah ada, namun masih dalam lingkup keterbatasan, tak lama lagi semua itu akan semakin cepat dan menjadi dambaan setiap orang.

B.    Pengertian ilmu dan teknologi

Ilmu adalah pemahaman mengenai suatu pengetahuan, yang mempunyai fungsi untuk mencari, menyelidiki, lalu menyelesaikan suatu hipotesis. Ilmu juga yaitu merupakan suatu pengetahuan yang sudah teruji akan kebenarannya.

Pengetahuan adalah suatu yang diketahui ataupun disadari oleh seseorang yang didapat dari pengalamannya. Pengetahuan juga tidak dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena kebenarannya belum teruji. Pengetahuan muncul disebabkan seseorang menemukan sesuatu yang sebelumnya belum pernah dilihatnya.

Teknologi adalah suatu penemuan melalui proses metode ilmiah, untuk mencapai suatu tujuan yang maksimal. Atau dapat diartikan sebagai sarana bagi manusia untuk menyediakan berbagai kebutuhan atau dapat mempermudah aktifitas.

Apa itu iptek?

Dan inilah dampak negatif dan positif dari IPTEK:

Saat ini IPTEK telah berkembangan sangat pesat/cepat. Dapat dilihat dari semakin banyaknya bermunculan berbagai macam teknologi canggih yang dapat membantu aktifitas dalam kehidupan manusia. Bengan semakin berkembangannya IPTEK itu sendiri, sehingga menimbulkan efek negatif dan positif, seperti misalnya:

Sisi negatif seperti:

• Dapat merusak moral, dimana Internet menjadi media IPTEK yang dapat mempengaruhi moral dari seseorang. Seperti misalnya konten yang berbau negatif dan yang lainnya.

•  Dapat menimbulkan polusi. Perkembangan IPTEK yang semakin pesat dan banyak dimanfaatkan. Akan tetapi disamping itu banyak sekali polusi pencemaran yang dihasilkan dari perkembangan IPTEK itu sendiri.

• Dapat membuat orang semakin malas, karena IPTEK memiliki tujuan untuk mempermudah & memanjakan manusia. Jadi manusia akan semakin malas sebab sudah ada teknologi yang dapat menggantikan dirinya bekerja.

Dan sisi positifnya seperti:

•    Dapat meringankan berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia.

•    Dapat membuat segala sesuatunya menjadi lebih cepat dan mudah.

•    Dapat mengurangi pemakaian bahan-bahan alami yang semakin kesini semakin langka.

•    IPTEK juga membawa manusia kearah lebih maju dan modern

C.    Keutamaan Orang Yang Beriman Dan Beramal

Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal shalih apabila perbuatan tersebut tidak dibangun di atas nilai-nilai iman dan ilmu yang benar. Sama halnya pengembangan iptek yang lepas dari keimanan dan ketaqwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan alam lingkungannya, bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri.

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Kesempurnaannya karena dibekali seperangkat potensi. Potensi yang paling utama adalah akal. Akal berfungsi untuk berfikir, hasil pemikirannya adalah ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, akan memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan umat manusia termasuk bagi lingkungannya. Allah berjanji dalam QS. 58 (Al-Mujadalah): 11.

Menurut Al Ghazali, bahwa makhluk yang paling mulia adalah manusia, sedangkan sesuatu yang paling mulia pada diri manusia adalah hatinya. Tugas utama pendidik adalah menyempurnakan, membersihkan dan menggiring peserta didik agar hatinya selalu dekat kepada Allah SWT melalui pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang amat mulia yang dapat menentukan masa depan seseorang. Karena itu para pendidik akan selalu dikenang dalam hati anak didiknya. Al Ghazali memberikan argumentasi yang kuat, baik berdasarkan Al Qur’an, Al-Sunnah maupun argumentasi secara rasional.

Dalam bagian awal kitab Ihya Ulumuddin , Al Ghazali memulainya dengan menerangkan tentang keutamaan ilmu dan pembelajaran. Ia menggambarkan kedudukan tinggi bagi para ahli ilmu dan para ulama dengan menyetir ayat-ayat Al Qur’an dan sabda Rasulullah SAW serta perkataan orang-orang dan ahli. Pandangannya tentang hal-hal di atas sangat kuat. Ini terbukti dengan seringnya ia menerangkan kedudukan dan keutamaan ulama dan guru dalam berbagai karya monumentalnya. Sebagai contoh, ia pernah mengatakan bahwa makhluk yang mulia di atas bumi ini adalah manusia. Sedangkan bagian tubuh manusia yang paling mulia adalah hatinya.

Guru sibuk menyempurnakan, mengagungkan, mensucikannya serta menuntunnya agar selalu dekat kepada Allah SWT. Oleh karena itu, mengajarkan ilmu bukan hanya termasuk aspek ibadah kepada Allah belaka, melainkan juga termasuk khalifah Allah SWT. Dikatakan termasuk khalifah Allah SWT karena hati orang ’alim telah dibukakan oleh Allah SWT untuk menerima ilmu yang merupakan sifat-Nya yang paling khusus. Orang ‘alim adalah bendaharawan yang mengurusi khasanah Allah SWT yang paling berharga. Tidurnya orang ‘alim lebih baik dari ibadahnya orang-orang bodoh.

Menjelaskana keutamaan-keutamaan orang yang berilmu, Al-Ghazali mengatakan, barang siapa berilmu, membimbing manusia dan memanfaatkan ilmunya bagi orang lain, bagaikan matahari, selain menerangi dirinya juga menerangi orang lain. Dia bagaikan minyak kesturi yang harum dan menyebarkan keharumannya kepada orang yang berpapasan dengannya.

D.    Bagaimanakah tanggung jawab ilmuan terhadap alam dan lingkungan

Dari pernyataan di atas tampak bahwa Al Ghazali sangat menghargai orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya dengan ikhlas. Salah satu pengamalannya adalah mengajarkan kepada orang lain. Orang yang berilmu dan tidak mengamalkannya menurut Al Ghazali sebagai orang yang celaka. Ia mengatakan, seluruh manusia akan binasa, kecuali orang-orang berilmu. Orang-orang berilmu akan celaka kecuali orang-orang yang mengamalkan ilmunya. Dan orang-orang yang mengamalkan ilmunya pun akan binasa kecuali orang-orang yang ikhlas.

Adaa dua fungsi utama manusia di dunia, yaitu sebagai ‘abdun (hamba Allah) dan sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi dari abdun adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggung jawab kepada diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.

Dalam kontek ‘abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah. Posisi ini mempunyai konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada penciptanya. Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur dan anugrah yang diberikan Sang Pencipta berupa potensi yang sempurna yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya, yaitu potensi akal. Dengan hilangnya rasa syukur mengakibatkan ia menghambakan diri kepada hawa nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan diri kepada Allah akan mencegah penghambaan manusia kepada sesama manusia, termasuk pada dirinya. Manusia diciptakan Allah dengan dua kecenderungan, yaitu kecenderungan pada ketaqwaan dan kecenderungan kepada perbuatan fasik. Dengan ke dua kecenderungan tersebut Allah berikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketaqwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu amarah.

Fungsi yang ke dua sebagai khalifah/ wakil Allah di muka bumi, ia mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam dan lingkungannya tempat mereka tinggal. Manusia diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber daya serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan. Karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia sendiri. Untuk menggali potensi dan memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan yang memadai. Hanya orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang cukuplah atau para ilmuwan dan para intelektual yang sanggup mengeksplorasi sumber alam ini. Akan tetapi para ilmuwan itu harus sadar bahwa potensi sumber daya alam akan habis terkuras untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia apabila tidak dijaga keseimbangannya.

Oleh sebab itu tanggung jawab kekhalifahan banyak bertumpu pada para ilmuwan dan cendikiawan. Mereka mempunyai tanggung jawab jauh lebih besar disbanding dengan manusia-manusia yang tidak memiliki ilmu pengetahuan. Bagi mereka yang memiliki ilmu pengetahuan tidak mungkin mengeksploitasi ala mini secara berlebihan, paling hanya sekedar kebutuhan primernya bukan untuk pemenuhan kepuasan hawa nafsunya, karena mereka tidak memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk mengeksploitasi secara besar-besaran terhadap sumber alam ini. Demikian pula mereka tidak akan sanggup menjaga keseimbangan dan kelestariannya secara sistematis.

Kerusakan alam dan lingkungan ini lebih banyak disebabkan karena ulah manusia sendiri. Mereka banyak yang berkhianat terhadap perjanjiannya sendiri kepada Allah. Mereka tidak menjaga amanat Allah sebagai khalifah yang bertugas untuk menjaga kelestarian ala mini sebagaimana firman Allah dalam QS. 30 (Al-Rum): 41.

Dua fungsi di atas merupakan suatu kesatuan yang tidak boleh terpisah. Dan simbul dari ke dua fungsi itu adalah zikir dan piker. Untuk melaksanakan tanggung jawabnya, manusia diberi keistimewaan berupa kebebasan untuk memilih dan berkreasi sekaligus menghadapkannya dengan tuntutan kodratnya sebagai makhluk psiko-fisik. Namun ia harus sadar akan keterbatasannya yang menurut ketaatan dan ketundukan terhadap aturan Allah, baik dalam konteks ketaatan terhadap perintah beribadah secara langsung (fungsi sebagai ‘abdun) maupun dalam konteks ketaatan terhadap sunnatullah, hokum alam di ala mini (fungsi sebagai khalifah). Perpaduan antara tugas ibadah dan khalifah ini akan mewujudkan manusia yang ideal, yakni manusia yang selamat di dunia dan di akhirat.

E.    Pengertian kesenian

       Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, kesenian juga mempunyai fungsi lain. Misalnya, mitos berfungsi menentukan norma untuk perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaan. Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat.

1.    Kottak

seni sebagai hasil ekspresi, kualitas, atau alam keindahan atau segala hal yang dapat melebihi keasliannya dan klasifikasi objek-subjek terhadap kriteria estetis. 

2.    Kuntjaraningrat

Kesenian ialah kompleks dari berbagai ide-ide, norma-norma, gagasan, nilai-nilai, serta peraturan dimana kompleks aktivitas dan tindakan tersebut berpola dari manusia itu sendiri dan pada umumnya berwujud berbagai benda-benda hasil ciptaan manusia. 

3.    William A. Haviland

Kesenian merupakan keseluruhan sistem yang dapat melibatkan proses penggunaan dari imajinasi manusia secara kreatif pada kelompok masyarakat dengan suatu kebudayaan tertentu. 

4.    J.J Hogman

Kesenian merupakan sesuatu yang memiliki beberapa unsur diantaranya unsur ideas, activities, serta artifacts. 

5.    Irving Stone

Kesenian merupakan sebuah kebutuhan pokok. Seperti halnya roti atau mantel hangat yang digunakan pada musim dingin. Mereka mengira bahwa kesenian merupakan barang mewah, pikirannya tidak utuh. Menurut Irving Stone, Roh manusia akan menjadi lapar akan kesenian seperti pada saat perut yang keroncongan minta makan.

F.    Kemajuan IPTEKS sebagai tantangan bagi umat islam

Adanya tuntutan modernisasi pendidikan yang menjadi ciri zaman sekarang memiliki dimensi dan kekuatan yang amat kuat dan dasyat. Terjadinya evolusi semacam ini memang dilatarbelakangi berbagai alasan, dari perkembangan ekonomi, kemajuan teknologi, kebudayaan, sistem politik, dan teknologi komunikasi.

Dampak sosial dari kemajuan teknologi komunikasi tentu memiliki dampak yang positif yang biasa digunakan atau dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan. menurut Marwah Daud Ibrahim memandang potensi perubahan sosial yang mendasar yang terjadi dalam masyarakat sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan komunikasi

Pertama, dengan kemajuan teknologi komunikasi kemungkinan orang bisa terbuka dan menerima perubahan yang baik.

Kedua, dengan kemajuan teknologi komunikasi diharapkan menumbuhkan semangat ukuwah Islamiyah dan solidaritas sosial semakin meningkat.

Ketiga, dengan kemajuan teknologi komunikasi diharapkan setiap individu memiliki SDM yang berkualitas.

Dari gejala kemajuan teknologi komunikasi di atas, pendidikan Islam mempunyai strategi untuk mengantisipasi perkembangan teknologi komunikasi dengan jalan :

•  Memotivasi kreativitas anak didik dengan nilai – nilai Islam sebagai acuan 

• Mendidik keterampilan, memanfaatkan produk teknologi komunikasi bagi kesejahteraan hidup umat manusia.

•  Menciptakan jariangan yang kuat antara ajaran agama dan teknologi komunikasi.

• Menanamkan wawasan yang luas terhadap kehidupan masa depan umat manusia melalui kemampuan menginterprestasikan ajaran agama dari sumber-sumber ajaran yang murni dan kontekstual dengan masa depan kehidupan manusia.

Dampak globalisasi sebagai akibat dari kemajuan bidang informasi sebagaimana tersebut diatas terhadap dunia pendidikan. Berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti perkembangan teknologi komunikasi dan unsur budaya lainnya aka mudah dipengaruhi oleh masyarakat.

Ketika berhadapan dengan ide-ide modernisasi dan polarisasi ideologi dunia, terutama didorong oleh kemajuan teknologi modern, pendidikan Islam tidak terlepas dari tantangan yang menuntut jawaban segera.

Secara garis besar tantangan–tantangan tesebut meliputi hal-hal sebagai berikut:

1.    Terdapatnya kecendrungan perubahan sistem nilai untuk meninggalkan sistem nilai yang telah ada (agama). Standar kehidupan dilaksanakan oleh kekuatan ynag berpijak pada materialisme dan sekulerisme.

2.    Adanya dimensi besar dari kehidupan masyarakat modern yang berupa pemusatan pengetahuan teoritis.
Bertolak dari kenyataan tersebut dalam konteks perubahan sosial ini pendidikan Islam mempunyai misi ganda yaitu: 

1.    Mempersiapkan manusia muslim untuk menghadapi perubahan yang sedang dan akan terjadi, mengendalikan dan memanfaatkan perubahan tersebut, mepersiapakan kerangka fikiran yang komprehensif dan dinamis bagi terselenggaranya proses perubahan yang berada diatas nilai-nilai Islam.

2.    Memberikan solusi terhadap akses negatif kehidupan modern yang berupa depersonalisas, frustasi dan keterasingan umat dari dunia modern.

Kedua misi diatas mengisyaratkan tugas berat yang harud dihadapi pendidikan Islam, dan diperlukan kerangka pandang yang komprehensif dan relevan dalam dalam mengantisipasitiap perubahan sosial senagai kemajuam IPTEK.

G.    Sikap Muslim Menghadapi Kemajuan IPTEKS

Bagi orang beriman, iman dan ilmu harus seimbang. Iman merupakan stir atau kompas sehingga orang beriman tidak kehilangan arah, dan tidak akan melupakan Tuhan Penciptanya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan pesatnya peradaban di dunia ini bagi umat mukmin tidaklah akan melupakan dirinya untuk mempersiapkan bekal kehidupan yanag kekal di akhirat. 

Dalam rangka ini hendaklah kaum muslimin tidak tertinggal di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan upaya-upaya berikut :

a.     Cekatan Menciptakan Alat

Al Qur’an menyebutkan ‘allama bil qalam (Tuhan mengajar manusia dengan qalam) apa yang belum diketahuinya. Qalam artinya alat tulis. Bahwa Tuhan  mengajar manusia tanpa qalam bisa saja, tapi Dia hendak mendidik manusia untuk menulis dan membaca. Tulisan membantu manusia untuk menyimpan ilmu dan mengembangkannya. Manusia dapat saja menghafal banyak ilmu, tapi kemampuan daya ingat manusia terbatas, sehingga tanpa alat tulis, ilmu tidak dapat disimpan lama dan tidak dapat cepat menyebar.

Sudahkah umat Islam menemukan dan menciptakan alat? Kemajuan zaman ditandai dengan ditemukannya alat-alat yang kini dikenal dengan teknologi. Siapapun masyarakat yang terus mencari dan menemukan alat-alat, akan hidup lebih mudah dan maju pesat dalam peradaban.

b.     Menghargai Waktu

Ibarat pedang, kalau tak pandai memakainya, bisa melukai diri sendiri. Demikianlah pula waktu, kalau tak cerdas menggunakannya akan berbahaya. Masyarakat maju adalah masyarakat yang pandai dan amat menghargai waktu. Bagi pebisnis, waktu diibaratkan uang. Sedikit lengah menggunakan waktu, akan mengakibatkan kerugian. Tapi waktu dapat menggilas siapa saja yang tak mau menggunakannya dengan baik. Masyarakat yang santai, malas-malasan dan tak pandai menggunakannya bukan saja takkan maju, tapi juga akan tertinggal dan akan tergilas oleh zaman.

Untuk menghargai dan memberikan arti yang tinggi, Tuhan sering bersumpah menggunakan ungkapan “Demi Waktu”. Demi Waktu Malam, Waktu Siang, Waktu Subuh, Waktu Dhuha, Demi Waktu Ashar, dsb. Maka sebagai umat Islam, sudahkah kita memanfaatkan waktu sebaik-baiknya? Jawabannya akan dibuktikan oleh kemajuan yang telah dan akan kita capai.

c.      Memiliki Etos Kerja yang Kuat

Orang-orang Islam, utamanya yanag berada di wilayah-wilayah yang subur dan makmur tidak suka bekerja keras, dan tak tahan menghadapi kesulitan. Buat apa kerja keras kalau toh dapat hidup makmur. Di Indonesia, dimana penduduknya mayoritas umat Islam memiliki tanah yang subur sehingga digambarkan tongkat yang dilemparsaja ke tanah akan tumbuh sebagai tanaman. di daerah-daerah berpenduduk muslim, seperti negeri Arab dan kawasan Teluk yang makmur dengan petrodolarnya, masyarakatnya tidak maksimal bekerja. Belum pernah kita mendengar akhir-akhir ini ada penemuan baru di bidang teknologi yang dihasilkan oleh orang muslim disana. Negara-negara yang maju di bidang iptek dan peradaban adalah Negara-negara di mana masyarakatnya suka bekerja keras, memiliki etos kerja yang tinggi, tekun dan sungguh-sungguh menghadapi berbagai kesulitan. Hasil dari bersulit-sulit menciptakan berbagai alat adalah kemudahan-kemudahan, yang kini dinikmati bukan saja oleh mereka yang menemukannya, melainkan untuk kemakmuran bagi seluruh umat manusia. Al Qur’an mengatakan bahwa di samping kesulitan itu pasti ada kemudahan. Dinyatakan dalam QS. 94 (Al-Nasyrah): 5-8.




 

BAB III

 
PENUTUP


A.  KESIMPULAN


1.    Dalam segala amalan atau memulai pekerjaan Islam mengajarkan selalu dengan basmallah (dengan nama Allah), karena dalam Islam segala amal perbuatan (manusia muslim) senantiasa dikaitkan dengan menuntutnridha Allah. Dalam masalah ibadah senantiasa memperhatikan petunjuk-petunjuk yang sudah baku dari Rasulullah. Tapi dalam menghadapi dunia yang terus berkembang ini, manusia diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk dikembangkan dengan memperhatikan batasan-batasan yang telah ditentukan. Motivasi yang menjadi pijakan seorang mukmin dalam melakukan sesuatu itu disebut niat. 

2.    Ilmu adalah pemahaman mengenai suatu pengetahuan, yang mempunyai fungsi untuk mencari, menyelidiki, lalu menyelesaikan suatu hipotesis. Ilmu juga yaitu merupakan suatu pengetahuan yang sudah teruji akan kebenarannya.

Pengetahuan adalah suatu yang diketahui ataupun disadari oleh seseorang yang didapat dari pengalamannya. Pengetahuan juga tidak dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena kebenarannya belum teruji. Pengetahuan muncul disebabkan seseorang menemukan sesuatu yang sebelumnya belum pernah dilihatnya.
Teknologi adalah suatu penemuan melalui proses metode ilmiah, untuk mencapai suatu tujuan yang maksimal. Atau dapat diartikan sebagai sarana bagi manusia untuk menyediakan berbagai kebutuhan atau dapat mempermudah aktifitas.

3.    Menurut Al Ghazali, bahwa makhluk yang paling mulia adalah manusia, sedangkan sesuatu yang paling mulia pada diri manusia adalah hatinya. Tugas utama pendidik adalah menyempurnakan, membersihkan dan menggiring peserta didik agar hatinya selalu dekat kepada Allah SWT melalui pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang amat mulia yang dapat menentukan masa depan seseorang. Karena itu para pendidik akan selalu dikenang dalam hati anak didiknya. Al Ghazali memberikan argumentasi yang kuat, baik berdasarkan Al Qur’an, Al-Sunnah maupun argumentasi secara rasional.

4.    tanggung jawab kekhalifahan banyak bertumpu pada para ilmuwan dan cendikiawan. Mereka mempunyai tanggung jawab jauh lebih besar disbanding dengan manusia-manusia yang tidak memiliki ilmu pengetahuan. Bagi mereka yang memiliki ilmu pengetahuan tidak mungkin mengeksploitasi ala mini secara berlebihan, paling hanya sekedar kebutuhan primernya bukan untuk pemenuhan kepuasan hawa nafsunya, karena mereka tidak memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk mengeksploitasi secara besar-besaran terhadap sumber alam ini. Demikian pula mereka tidak akan sanggup menjaga keseimbangan dan kelestariannya secara sistematis. 

5.    Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, kesenian juga mempunyai fungsi lain. Misalnya, mitos berfungsi menentukan norma untuk perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaan. Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat.

6.    Adanya tuntutan modernisasi pendidikan yang menjadi ciri zaman sekarang memiliki dimensi dan kekuatan yang amat kuat dan dasyat. Terjadinya evolusi semacam ini memang dilatarbelakangi berbagai alasan, dari perkembangan ekonomi, kemajuan teknologi, kebudayaan, sistem politik, dan teknologi komunikasi.



 
DAFTAR PUSTAKA
 

http://syahruddinalga.blogspot.co.id/2011/10/sikap-muslim-menghadapi-kemajuan-iptek.html

http://newjoesafirablog.blogspot.co.id/2012/05/dampak-kemajuan-iptek-terhadap.html

http://woocara.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-kesenian-dan-menurut-para-ahli.html

http://panjiindra2345.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-kesenian_23.html

http://syahruddinalga.blogspot.co.id/2011/10/tanggung-jawab-ilmuan-terhadap-alam-dan.html

http://syahruddinalga.blogspot.co.id/2011/10/arah-pengembangan-teknologi-nabi.html

http://www.pengertianku.net/2015/01/pengertian-iptek-atau-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-lengkap.html

https://ahmadsamantho.wordpress.com/2007/09/18/170/


(Wallahu'alam)...

No comments :

Post a Comment