Ilmu adalah Pengetahuan tetapi Pengetahuan belum tentu menjadi ilmu

Friday 21 August 2015

MANAJEMEN DAN DALIL NAQLINYA

No comments
Dalil-dalil disini ditunjukan untuk menjelaskan bahwa untuk berbuat secara terencana disenangi Allah serta untuk mengoptimalkan sumber data yang ada serta berlaku adil dibutuhkan suatu keahlian dalam pengelolaannya.

اِذَا وُسِدَ الأمْرُ اِلَي غَيْرِ اَهْلِهِ فَنْتَظِرِ السَّاعَةَ (رواه البخارى)

“Apabila suatu urusan diserahkan pada bukan ahlinya, maka tunggu saat kehancurannya (H.R.Bukhari)”.
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ(4)

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”. (Q.S. Ash Shaff : : 4)
وَالَّذِينَ هُمْ ِ لاَ مَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ(8)

“ Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya”. (Q.S. Al-Mu’minun : 4)
لَعَنَ الله الرَّا شِي وَ المُرْتَشِي وَالْرَّا ئِشَ بَيْنَهُمَا (رواه احمد)

“Allah melaknat penyusup, penerima suap dan yang member peluan bagi mereka”. (H.R. Ahmad)
سَيْدُ الْقَوْمِ خَا دِمُهُم ( رواه ابو نعم وابن بابو ية)

“Pemimpin suatu kaum adalah pengabdi (pelayan) mereka”. (H.R. Abu Na’im)

لَنْ يَّفْلَحَ قَوْ مٌ وَلَّوْااَمْرَهُمْ امْرَأَةً ( روأه البخرى)

”Tidak akan sukses suatu kaum yang mengangkat seorang wanita sebagai pemimpin”. (H.R. Bukhari)
مَنْ اَهَا نَ سُلْطَا نَ اللهِ فِى لآَرْضِ اَهَانَهُ اللهُ (رواهُ الترمذى)

“Barang siapa menghina penguasa Allah dimuka bumi maka Allah akan menghinanya”. (H.R. At-Tirmidzi)

ثَلاَ ثٌ مِنَ الفَوَاقِرِ، إِمَامٌ إِنْاَحْسَنْتَ لَمْ يَشْكُرْ, وَإِنَ أَسَأْتَ لَمْ يَغْفِرْ، وَجَارٌ اِنْرَأىَ خَيْرًا دَفَنَهُ، وَإِنْ رَأىَ شَرًّا أَشَاعَهُ ، وَإِمْرَاَةٌ اِنْ حَضَرَتْ آذَتْكَ ، وَإِنْ غِبْتَ عَنْهَا خَانَتْكَ (رضواه الطبرانى)

“Ada tiga perkara yang tergolong musibah yang membinasakan, yaitu (1) seorang penguasa bila kmu berbuat baik kepadanya, dia tidak mensyukurimu, dan bila kamu berbuat kesalahan dia tidak mengampuni, (2) Tetangga bila melihat kebaikanmu dia oendam, tapi bila melihat keburukanmu dia sebar luaskan, (3) istri bila berkumpul dia mengganggumu, dan bila kamu pergi (tidak ditempat) dia menghianatimu”. (H.R. Athabrani)

حَدِيثُ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ قَالَ أَوَّلُ مَنْ بَدَأَ بِالْخُطْبَةِ يَوْمَ الْعِيدِ قَبْلَ الصَّلاَةِ مَرْوَانُ فَقَامَ إِلَيْهِ رَجُلٌ فَقَالَ الصَّلاَ ةُ قَبْلَ الْخُطْبَةِ فَقَالَ قَدْ تُرِكَ مَا هُنَالِكَ فَقَالَ أَ بُوْ سَعِيدٍ أَمَّا هَذَا فَقَدْ قَضَى مَا عَلَيْهِ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلاِ يمَانِ *

32. “Hadis Abu Said r.a : Diriwayatkan daripada Tariq bin Syihab r.a katanya : Orang pertama yang berkhutbah pada Hari Raya sebelum sembayang Hari Raya didirikan ialah Marwan. Seorang lelaki berdiri lalu berkata kepadanya : Sembahyang Hari Raya hendaknya dilakukan sebelum membaca khutbah. Marwan menjawab : Sesungguhnya kamu telah meninggalkan apa yang ada disana. Kemudian Abu Said berkata : Orang ini benar-benar telah membatalkan apa yang menjadi ketentuan kepadanya sedangkan beliau pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda : Siapa diantara kamu melihat kemungkaran, maka dia hendaknya menegah kemungkaran itu dengan tangannya yaitu kuasanya. Jika tidak mampu, hendaknya ditengah dengan Jidahnya. Kemudian kalau tidak mampu juga, hendaknya ditegah dengan hatinya. Itukah selemah-lemah iman “.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلاَ يَخَافُوْنَ لَوْمَةَ لاَ ئِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ(54)

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap oang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang mencela. Itukah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. Al-Maidah 54)

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَ لاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَ لاَّ تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (8)

“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-MAidah : 8)

يَاأَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَلْبِسُونَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (71)

“Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui”. (Q.S. Ali-Imran : 71)

حَدِيثُ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا : عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ أَلاَ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَااْلاَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَ عِيَّتِهِ وَ الرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَ لاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ *

“Hadis Ibnu Umar r.a : Diriwayatkan daripada Nabi s.a.w katanya : Baginda telah bersabda : Kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua akan bertanggungjawab terhadap apa yang kamu pimpin. Seorang pemerintah adalah pemimpin manusia dan dia akan bertanggungjawab terhadap pimpin. Seorang pemerintah adalah pemimpin manusia dan dia akan bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin bagi ahli keluarganya dan da akan bertanggungjawab terhadap mereka. Manakala seorang istri adalah pemimpin rumah tangga, suami dan anak-anaknya, dia akan bertanggungjawab terhadao mereka. Seorang hamba adalah penjaga harta tuannya dan dia juga akan bertanggungjawabkan terhadap jagaannya. Ingatlah, kamu semua adalah pemimpin dan akan bertanggungjawab terhadap apa yang kamu pimpin”.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَ نْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي اْلاَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ (159)

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena, itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (Q.S. Ali-Imran : 159)

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي اْلاَ مْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآ خِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاًا(59)

“Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kmbalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (Q.S. An-Nisa : 59)

وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ اِلاَّ لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ(64)

“Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka persselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”. (Q.S. An-Nahl : 64)
لَتَأمُرُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ اَوْيُسَلِّطَنَّ اللهُ عَلَيْكُمْ سِرَارَكُمْ فَيَدْعُوْ خِيَرُكُمْ فَلاَ يُسْتَجَابُ لَهُمْ (رواه البزر)

“Hendaklah kamu beramar ma’ruf dan bernahi munkar, kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat diantara kamu, kemudian orang yang baik-baik diantara kamu berdoa dan tidak dikabulkan (doa mereka)”. (H.R. Abu Dzar)

اِنَّ اَفْضَلَ الجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ اِمَامٍ جَائِرٍ (الطوسى واصحاب السنن)

“Jihad yang paling afdhol ialah menyampaikan perkataan yang adil dihadapan penguasa yang dzalim dan kejam”. (H.R. Aththusi dari Ashshabusunan)

حَدِيثُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا : أَنَّ قُرَيْشًا أَهَمَّهُمْ شَأْنُ الْمَرْأَةِ الْمَخْزُومِيَّةِ الَّتِي سَرَقَتْ فَقَالُوا مَنْ يُكَلِّمُ فِيهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا وَمَنْ يَجْتَرِئُ عَلَيْهِ اِلاَّ أُسَا مَةُ حِبُّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَلَّمَهُ أُسَامَةُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَشْفَعُ فِي حَدٍّ مِنْ حُدُودِ اللَّهِ ثُمَّ قَامَ فَاخْتَطَبَ فَقَالَ أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمُ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمُ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ وَايْمُ اللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا *

“Diriwayatkan daripada Saidatina Aisyah r.a. katanya : Sesungguhnya kaum Quraisy merasa bingung dengan masalah seorang wanita dari kabilah Makhzumiah yang telah mencuri. Merka berkata : Siapakah yang akan memberitahu masalah ini kepada Rasulullah s.a.w? Dengan serentak mereka menjawab : Kami rasa hanya Usamah saja yang berani memberitahunya, karena dia adalah kekasih Rasulullah s.a.w, lalu Rasulullah s.a.w. Maka Usmah pun pergilah untuk  memberitahu kepada Rasulullah s.a.w, lalu Rasulullah s.a.w bersabda : Jadi maksud kamu semua ialah untuk memohon syafaat terhadap salah satu dari hukum Allah? Kemudian Baginda berdiri dan berkhutbah : Wahai manusia! Sesungguhnya yang menyebabkan binasanya umat-umat sebelum daripada kamu ialah, apabila mereka mendapati ada orang mulia yang mencuri, mereka akan menjatuhkan hukuman ke atasnya. Demi Allah, sekiranya Saidatina Fatimah binti Muhammad yang mencuri, nischaya aku akan memotong tangannya لاَ اِيْمَانَ لِمَنْ لاَ اَمَانَةَ لَهُ, وَلاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ عَهْدَلَهُ (رواه الديلمى). Tiada beriman orang yang tidak memegang amanat dan tidak ada agama bagi yang tidak menempati janji”. (H.R. Adailani)

No comments :

Post a Comment